Oleh: Siti Nuralif
Universitas Pendidikan Indonesia
Matematika merupakan ilmu yang
mendasari perkembangan teknologi saat ini. Adanya berbagai macam teknologi yang
digunakan sekarang merupakan salah satu bentuk aplikasinya. Dalam bidang astronomi contohnya satelit,
dasar ilmu yang digunakan adalah matematika. Akibatnya komunikasi saat ini
dapat berjalan dengan lancar. Agar dapat menciptakan teknologi di masa sekarang
atau masa depan, diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, matematika
sudah dipelajari di berbagai jenjang pendidikan, bahkan dari tingkat yang
paling rendah yaitu sekolah dasar.
Namun sampai saat ini
pelajaran Matematika masih dikatakan sulit. Matematika dianggap sebagai
pelajaran yang kurang menarik dan membosankan. Serta merupakan salah satu mata pelajaran
yang ditakuti. Sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa di sekolah.
Pada dasarnya, penguasaan
materi dalam belajar matematika di sekolah tidak terlepas dari pemahaman
konsep. Pemahaman konsep disini merupakan pemahaman yang dilandasi oleh
pengetahuan tentang mengapa konsep tertentu digunakan dalam menyelesaikan suatu
permasalahan. Artinya
seberapa jauh siswa dapat menyelesaikan soal-soal dengan menggunakan konsep
yang benar. Pemahaman konsep merupakan salah satu bagian dari penilaian matematika.
Yang bertujuan mengetahui sejauh mana siswa mampu menerima dan memahami konsep
dasar yang telah diterima. Oleh
karena itu pemahaman konsep merupakan hal yang terpenting dalam belajar
matematika.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada
sebagian siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Cisarua Sumedang, menunjukan 70% siswa
menganggap belajar matematika itu sulit. Hal ini dikarenakan kurangnya
pemahaman konsep dalam belajar matematika. Pada umumnya siswa mengerti pada saat guru
menjelaskan tetapi ketika dihadapkan pada penyelesaian soal, mereka banyak
melakukan kesalahan. Kesalahan bukan terletak pada ketepatan atau keterampilan
berhitung, tetapi langkah-langkah untuk menyelesaikannya. Siswa hapal rumus,
tetapi tidak dapat menggunakannya untuk penyelesaian bentuk soal seperti apa.
Hal ini terlihat dari cara menjawab soal essai yang diberikan, siswa
menyelesaikan langsung pada rumus. Bahkan ada siswa menggunakan rumus yang
salah. Seharusnya bila pemahaman konsep dalam belajar telah tercapai maka dalam
menjawab soal, siswa bisa menguraikan terlebih dahulu asal usul penggunaan
rumus tersebut. Dengan kata lain siswa sedikit bercerita tentang konsep yang
digunakan dalam penyelesaian soal tersebut.
Dari data yang diperoleh, menyebutkan bahwa salah
satu penyebab kurangnya pemahaman konsep dalam belajar matematika adalah metode
pengajaran yang digunakan oleh guru pengajar. Pada umumnya, guru pengajar
langsung membahas materi, tanpa menjelaskan pemahaman konsep terlebih dahulu.
Bahkan sebagian siswa dilatih langsung pada keterampilan berhitung dan
cenderung menghapal rumus yang ada. Padahal sebenarnya
belajar matematika tidak ada artinya kalau hanya dihapalkan saja. Belajar matematika
baru bermakna bila dimengerti. Hal ini yang menyebabkan matematika
dianggap pelajaran yang sulit dan sampai sekarang masih ditakuti. Karena siswa
menganggap bahwa matematika itu penuh dengan hapalan rumus dan angka-angka yang
membingungkan.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan mulai
menanamkan pemahaman konsep pada siswa. Pemahaman konsep dalam belajar
diajarkan melalui matematika nonformal yaitu matematika dalam kehidupan
sehari-hari yang sesuai dengan pengetahuan siswa sebelumnya. Kemudian siswa
dihantarkan unuk menyimpulkan konsep tersebut dan menuliskannya dalam bentuk simbol
matematika Selain dari pihak siswa, guru pengajar dapat menggunakan metode pengajaran
yang mengutamakan pemahaman konsep. Karena pada dasarnya mengajar adalah
bercerita tentang konsep. Disamping itu, guru pengajar tetap melatih
keterampilan siswa berhitung. Agar pada akhirnya siswa dapat menyelesaikan
berbagai persoalan yang ada. Akibat yang diharapkan, mereka dapat menyelesaikan
permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Karena matematika
sendiri membekali siswa lebih berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan
kreatif serta kemampuan kerjasama.
Perlu diperhatikan bahwa dalam pemahaman konsep
sendiri harus menyesuaikan dengan kemampuan siswa. Misalnya untuk sekolah
menengah pertama (SMP) penyampaian konsep dengan cara sederhana dan menarik.
Agar siswa tidak kesulitan menerima materi yang diterangkan oleh guru pengajar
dan mulai menyukai matematika. Para siswa juga sering mengerjakan latihan soal,
dan dituntut keaktifan belajar dikelas. Guru pengajar membebaskan para siswa
untuk mampu memecahkan masalah sendiri. Misalnya siswa mengerjakan soal dengan
metode sendiri. Artinya berbeda dengan penyelesaian soal pada contoh, baik yang
diperoleh dari guru pengajar atau buku sumber. Tetapi tetap mengacu pada
kebenaran konsep yang ada. Peran guru pengajar sendiri dalam proses belajar matematika
adalah menyampaikan pemahaman konsep materi yang diajarkan serta sebagai
fasilitator yang membimbing siswa untuk dapat memecahkan permasalahan sendiri.
Berdasarkan uraian di atas bisa kita tarik
kesimpulan bahwa matematika tidak menitikberatkan siswa untuk menghitung
melainkan dalam pemahaman konsep. Jika siswa menguasai pemahaman konsep, maka
siswa akan mudah dalam belajar matematika bahkan mampu menyelesaikan berbagai persoalan
yang ada. Oleh karena itu, diharapkan dalam belajar matematika, siswa lebih
menekankan pada pemahaman konsep disamping tetap melatih kemampuan berhitung.
Pada guru pengajar diharapkan dapat menggunakan metode pengajaran yang lebih
menekankan siswa dalam pemahaman konsep.
DAFTAR PUSTAKA
Arcnawa.(2008). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komunikasi dengan Strategi Think-Talk-Write (TTW) Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep. [Online]. Tersedia:http://one.indoskripsi.com/node/7009[8 Mei 2009]
Hudojo, Herman.(1988). Mengajar Belajar Matematika.Jakarta:Depdikbud.
Nizburg.(2007).Aspek Pemahaman Konsep. [Online]. Tersedia:http://nizland.wordpress.com/2007/11/01/ [8 Mei 2009]
I Wayan Santyasa.(2009). Pengembangan
Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa SMA
dengan Pemberdayaan Model Perubahan Konseptual Berseting Iinvestigasi
Kelompok.[Online].............
Yusuf, Syamsu.(2007).Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung.PT Remaja Rosdakarya.
0 komentar:
Posting Komentar